Hot!

TELAAH KOMPETENSI PEDAGOGIS

TUGAS INDIVIDU
PROFESI KEPENDIDIKAN

TELAAH KOMPETENSI PEDAGOGIS

NCD MTK DGM



DISUSUN OLEH : YONATAN DOGOMO
NPM: B271511001
JURUSAN: PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS:




INSTITUTE KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP VETERAN SEMARANG)



Terkadang kita sedang keliru membedakan antara pedagogi dan pedagogis. Meskipun kedua hamper sama, tetapi menurut penulis perluh di bedakan agar tepat dalam penggunaanya. Gunning (dalam suyitno [Ed.], 2008: 4) pernah membedakan pedagogis sebagai ilmu mendidik dan pedagogi sebagai pendidikan. Pedagogis atau ilmu mendidik merupakan suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui keadaan atau hakikat suatu objek itu, melainkan mempelajari pula antara ilmu medidik teoretis,, pikiran tertujuh pada penyusunan persoalan dan pengetahun sekitar pendidikan secara ilmiah. Mempunyai lapangan yang bergerak dari praktik pendidikan filsafat pun turut dibahas dalam ilmu mendidik teoritis. Sementara itu, ilmu mendidik praktis tertuju pada cara-cara bertindak.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 ayat 4 ditetapkan bahwa kompetensi pedagogis adalah kemampun guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Dalam kompetensi pedagogis, minimal guru harus memiliki delapan kemampuan yaitu:
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
Pemahaman terhadap peserta didik;
Pengembangan kurikulum atau silabus;
Perancangan pembelajaran;
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
Pemanfaatan teknologi pembelajaran;
Evaluasi hasil belajar;
Pengembangan peserta didik untuk menngaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun kompetensi kepribadian minimal mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jjujur, sportif mengevaluasi kinerja sendiri, dan pemgembangan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

Wawasan Kependidikan
Guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan dalam wawasan yang luas mendalam akan memudahkan guru untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam menentukan tindakan guru (malpaktik) dalam menagani peserta didiknya.
Setidaknya ada dalam subkomponen kompetensi wawasan yang harus dikuasi oleh guru (Jamal Ma Mur Asmani,2009: 60-62), yaitu:
Memahami landasan kependidikan;
Memahami kebijakkan kependidikan;
Memahami tingkat pemgembangan siswa;
Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran;
Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan;
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan.
Indikator subkomponen kompetensi wawasan kependidikan dapat dilihat dalam table berikut.

Table 6.1 Indikator Subkompenen Kompetensi Wawasan Kependidikan
Subkomponen Kompetensi Wawasan Kependidikan
Kopetensi
Indikator
Memahami landasan kependidikan
Menjelaskan tujuan dan hakekat pendidikan;
Menjelaskan tujuan hakekat pembelajaran;
Menjelaskan konsep dasar pengembangan kurikulum;
Menjelaskan struktur kurikulum



Memahami kebijakan pendidikan
Menjelaskan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
Menjelaskan tujuan pendidikan tiap satuan pendidikan sesuai tempat bekerjanya
Menjelaskan sistem dan struktur kopetensi guru
Memanfaatkan standar kompetensi guru;
Menjelaskan konsep pemgembangan dan pengelolaan pembelajaran yang diberlakukan. (missal: life skill, BBE/Board Based Education , cc/ community college, CBET/Compertenty Based Education and Tainier dan lain-lain);
Menjelaskan konsep pengembangan manajemen pendidikan yang dibrlakukan (Misal: MBS/Manajemen berbasis sekolah, dewan pendidikan, komite sekolah dan lain-lain);
Menjelaskan konsep dari stuktur kurikulum yang diberilaku (misal: kurikulum berbasis kompetensi)
Memahami tingkat perkembangan siswa
Menjelaskan psikologi pendidikan yang mendasari perkembangan siswa
Menjelaskan tingkat perkembangan mental siswa
Mengindentifikasi tingkat perkembangan siswa yang dididik.

Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajaran
Menjelaskan teori belajar yang sesuai dengan materi pembelajaran ;
Menjelaskan strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran;
Menjelaskan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kerja sama dalam pekerjaan

Menjelaskan arti dan fungsi kerja sama dalam pekerjaan;
Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan.
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
Menggunakan berbagai fungsi internet, terutama menggunakan email dan mencari informasi;
Mengunakan komputer, terutama word processor spead shop (Mmicrosoft Word, exsel).

Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan cara menyentuh berbagai dimensi manusia agar peserta didik menjadi insan kamil. Hakekat pendidikan merupakan proses humanisasi, bertujuan menghasilkan manusia ideal yang sesuai dengan norma-norma yang atur. Landasan pendidikan merupakan proses atau tumpuan yang menjadi titik tolak dalam rangkah studi dan kritik pendidikan. Landasan merupakan dasar, keyakinan, dan prinsip-prinsip yang diyakni yang kemudian disebut oleh Suyitno sebagai asumsi. Suyitno (2009) mengemukakan, berdasarkan sumbernya, jenis landasan pendidikan dapat diidentifikasi dan kelompokkan menjadi: (1). Landasan religious pendidikan; (2). Landasan filosofis pendidikan; (3). Landasan ilmiah pendidikan; (4). Landasan kurikulum /yuridis pendidikan
Landasan religious pendidikan seperangkat asumsi yang sumber dari agama dan dijadikan dasr teori maupun praktik pendidikan. Tokoh-tokoh pemikiran seperti Ghazali, Ibn Khaldun, dan Ibn Qayyim. Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Secara garis besar ada dua golongan besar aliran filsafat, suatu filsafat idealisme. Namun Indonesia telah memiliki landasan filsafat tersendiri, yaitu filsafat Pancasila. Pancasila yang merupakan dasar Negara lahir sebagai pandangan dan dasar pemikiran bangsa Indonesia. Di dalamnya memuat rambu-rambu yang bertolak pada kaidah ontologi, dan aksiologi. Sementara landasan ilmiah pendidikan merupakan asumsi-asumsi yang menjadikan metode ilmu sebagai jalan untuk menemukan teori dan praktik pendidikan. Landasan pendidikan yang menjadikan manusia dua adanya (dasein) sebagai titik tolaknya disebut sebagai landasan dekriptif pendidikan. Sementara itu, landasan yang menjadikan manusia ideal (das sollen) sebagai titik tolak teori dan praktik pendidikan disebut sebagai landasar preskreptif pendidikan. Landasan hokum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang berasal dari atur perundang-undang. Misalnya Undang-Undang Nomor 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, peraturan pemerintah dan seterusnya. Tata urutan peundang-undang yang berlaku dijadikan dasar dalam menyelenggarakan pendidikan di suatu Negara.
Segala sesuatu yang menjadi dasar haruslah dibuat dengan kurikulum. Demikian juga dengan landasan pendidikan, ia berfungsi sebagai titik tolak pembangun teori  pendidikan dan pelenggarakan. Oleh karena itu, baik pendidik maupun pemikir pendidikan peserta penemukan formula landasan yang kukuh dan fleksibel bagi bangsa Indonesia. Banyak sekali sumber yang bisa dipelajari untuk dijadikan acuan. Wawasan yang luas dapat mempermudahkan mengisi satu sama lain dalam membentuk sebuah landasan.


Pemahaman terhadap peserta didik
Pemahaman peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedang yang harus dimiliki guru. Dua hal yang dipahami guru dari pendidikannya untuk memahami katarestikpeserta didik adalah kekacakapan dan kepribadi. Berkait dengan kecakapan, ada peserta didik cepat menerima pelajaran da nada yang lambat dalam belajar. Dari kepribadian, akan banyak di temui kepribadi guru yang khas dan usahanya.
Menghadapi peserta didik yang memiliki kecepatan belajar memiliki ciri-ciri kepribadian yang positif, guru mungkin tidak ada masalah. Namun, apa jadinya apabila guru menghadapi pendidikan yang lambat belajar dan memiliki kepribadian negatif. Hadapi adalah persoalan yang harus di pecahkan guru melalui solusi yang tidak jelas. Pertama, guru lebih dulu mempelajari latar belakang sosio-psikoogi peserta didiknya sehinggah akan diketahui secara akurat menjadi peserta didik itu lambat dalam belajar. Selajutnya dia harus berusaha untuk menemukan solusinya dan menentukan tindakan apa yang paling mungkin bisa dilakukan agar peserta didik tersebut dapat mengembangkan perilaku dan pribadinya secara optimal.
Kecakapan peserta didik
Guru tidak boleh menyamankan semua peserts didiknya. Masing-masing peserta didik memiliki keunikan yang berbeda sekalius mampuan yang berbeda. Ada peserta didik yang mudah paham dengan materi pelajaaran, ada pula yang lambat dalam menerima pelajarran. Dibutuhkan kesabaran dan kemampuan guru dalam mencari lusi atas permasalahan tersebut. Kaum kontekstual mungkin menanggap bahwa didik akan berkembang dengan kesendirinya pada tempat dan waktu yang tepat terhadap peserta didik yang megalami kesulitan belajar akan sangat menolong perkembangannya.
Setiap individu memiliki kecakapan nyata yang merupakan hasil belajar. Kecakapan itu ialah kecerdasan. Sementara itu, J.P. Guilford, Akhmad Sudrajat, 2006 menngemukakan bahwa kecerdasan dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau faces of intellect, yaitu:
1.     Operasi mental (proses berpikir)
a.     Cognition (menyimpan informasih yang lama dan menentukan informasih yang baru).
b.     Memory Retention (ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari).
c.      Memory Rocording (ingatan yang segera).
d.     Divergent Production (berpikir berlebar, banyak kemungkinan jawaban/alternatif).
e.      Convergent Production (berpikir memusat, hanya satu kemungkinan).
f.       Evaluation (mengambil keputusan tentang apakah suatu ingat baik, akurat, atau memadai).
2.     Convent (isi yang di pikirkan)
a.     Visual (bentuk konkret atau gambar).
b.     Auditory.
c.      Word meaning (semantic)
d.     Symbolic (informasi dalam bentuk lambing, kata-kata, atau angka dan notasi musik).
e.      Behaviorad (interaksi mukam atau suara).
3.     Product (Hasil Berpikir)
a.     Unit (item tunggal informasi)
b.     Kelas (kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama).
c.      Relasi (keterkaitan antar informasi).
d.     Sistem (komplektifitas bagian saling berhubungan).
e.      Tranformasi (perubahan, modifikasi, atau redefinisi informasi).
f.       Implikasi (informasi yang merupakan saran dari informasi item dan lain-lain).
Dalam hal ini, Horward Gardner (Akhmad Sudrajat, 2009) menemukakan teori multiple intellence dengan aspek-aspeknya sebagai berikut:
Table ini 6.2 aspek-aspek multiple intellegence
KECEREDASAN
KEMAMPUAN INTI
1.     Logical-mathematuctical
Kepekaan dan kemampuan mengamati pola-pola dan bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional..
2.     Linguistic
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata, dan keragam fungsi bahasa.
3.     Musical
Kemampuan menghasilkan dan mengapresiasikan ritme nada dan bentuk-bentuk ekspresi music.
4.     Spatial
Kemampuan mempersepsi dunia ruang akurat dan melakukan tranformasi prerepsi tersebut.
5.     Bodily Kinesthetic
Kemampuan mengontrol gerakan tubuh dan mengenai objek-objek secara terampil
6.     Interfesional
Kemampuan mengamati dan merespon suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain
7.      
Kemampuan memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan, serta kecerdasan sendiri.

Tingkat kecerdasan manusia yang digolongan berdasarkan IQ-nya meliputi genius, sangat unggul, diatas rata-rata, dibahwa rata-rata, bodoh, debil, embisil, dan idiot. Craig dkk. (elalyasa, 2009: 82) menyebut ciri-ciri anak genius sebangai berikut.
Belajar dengan cepat dan mudah.
Menunjukan rasa ingi tahu.
Memiliki perbendarahan kata yang baik, mampu membaca dengan baik, dan menyenangi kegiatan tersebut.
Memiliki kemampuan berpikir logis, membuat genelalisasi, dan melihat hubungan-hubungan.
Lebih sehat dan lebih mampu menyuasaikan diri dari pada anak-anak normal.

Mencari teman yang lebih tua

Table 6.3 Tingkat Kecerdasan Manusia
IQ
KATEGORI
PRESENTASE
140
Genius (genius)
0.25%
30-139
Sangat unggul (superior)
0.75%
20-129
Di atas rata-rata (High Avarage)
13%
00-119
Rata-rata (Avarage)
60%
00-89
Di bahwa rat-rata (Low Average)
13%
00-79
Bodoh (Dull)
6%
00-69
Debil (Moron)
0.75%
35-49
Imbecil
0.20%
25-25
Indiot
0.05%

Anak yang idiot adalah anak yang tidak dapat dilatih atau dididil IQ-nya paling rendah, yaitu dibahwa dua puluh lima. Di atas indiot adalah anak Embilish, dapat dididik dan dilatih untuk mengurut empat puluh sembilan. Kemudian di atas imbical adalah moron ana moron memiliki keterbatasan atau keterlambatan mental. Mereka dapat dididik, dapat belajar membaca, menulis, menghitung sederhana dan dapat mengembangkan kecakapan bekerja secara terbatas.

2. kepribadian peserta didik
Setiap peserta didik memiliki kepribadiannya masing-masing Guru hendaknya mengidentifikasi kepribadian tersebut agar dapat melakukan tindakan pendidikan yang mendorong pada kepribadian yang sehat. Elisabet Hurlock (Syamsu Yusup dalam Akhmad Surdrajat 2006) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat atau tidak sehat sebagai berikut.

KEPRIBADIAN YANG SEHAT
KEPRIBADIAN YANG TIDAK SEHAT
1.     Mampu menilai diri sendir secara realistis
2.     Mampu menilai
3.     Mampu menilai prestensi yang di peroleh secara realistis
4.     Menerima tanggung jawab
5.     Mandiri
6.     Dapat mengontrol emosi
7.     Berorientasi tujuan
8.     Berorientasi keluar (ekstrovert)
9.     Penerimaan social
10.            Memiliki filsafat hidup
11.            berbagia

1.     Mudah marah
2.     Menunjukan kekwatiran dan kecermasan
3.     Sering merasatertekan (stress atau depresi)
4.     Bersikap kejam
5.     Tidak mampu menghindar dari perilaku menyimpang
6.     Keblasaan berbohong
7.     Hiperatif
8.     Bersikap memenuhi semua bentuk otositas
9.     Sedang mengkritik/mencebooh
10.                        Sulit tidur.
11.                        Kurang rasa tanggung jawab
12.                        Sering mengalami pusing kepala
13.                        Kurang memiliki kesadaran untuk menataati ajara agama
14.                        Pesimis
15.                        Kurang bergairah






Kepribadian yang sehat perluh di beri penguatan yang agar kukuh tidak tergoyahkan oleh kerasnya persoalan hidup.lebih lanjut, peserta didik yang menunjukan kepribadian yang tidak sehat perluh di bina oleh guru dengan beragai upaya pendidikan dan pelatihan. Raja Sukarta,  pakkubuana IV wulanggreh  memberikan nasehat dalam melatih ketajaman rasa. Ketajaman rasa perluh dilatih agar orang dapat dengan cepat menerima pertanda realitas sehinggah ia siap melakukan tindakan untuk menyesuaikan diri dalam pergaulan. Salah satu bait kinantinya (Marsudi Eko, 1989 : 62) berbunyi:
Kinanthi                                        Terjemahan
Pada gulanggen                              Ketahuilah cara melatih jiwa kita
Ing sasmito amrih antip                 Untuk mendapat mendapatkan kejaman rasa dan olah piker
Aja pinjer mengaan nendro            Jangan malas, makan tidur saja
Ing kaprawiran lan kaesti               Jadilah perwira/pemimpin yang baik
Pasunen sarinarira                          Llatihan jiwa ragamu
Sudanen dahar guling                     Kkurangilah makan dan tidur, puasalah.
Isi bait kinanti itu mengajarkan kita bagaimana cara melatih jiwa dan raga untuk mendapatkan ketajaman rasa dan piker. Yaitu, dengan menjadi pemimpin bagi diri sendiri maupun pemimpin untuk masyarakat. Selain itu, kita hendaknya berpuasa, tetapi bukan puasa yang lemas kemudian tidur saja melaikan puasa paling menahan diri dari nafas duniawi dan aktif melakukan kegiatan mal horizontal maupun vertical.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipaami bahwa setiap individu memiliki keunikan. Mempuyai kenikakan karena setiap individu mempunyai kecakapan dan kepribadian yang berbeda-beda. Oleh karena ada, dalam pembelajaran seyogiannya guru memeratikan aspek kecakapan dan kepriadi dalam menentukan: (1). Kurikulum; (2). System pengajaran, pernilaian; (3). Beban belajar; (4). Populasi siswa dalam kelas.
A.   Pengembangan kurikulum atau silabus  
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengertujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang dugunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajar untuk mencap tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sekarang yang terbaru adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kurikulum itu diberlakukan untuk memenuhi prinsip demokrasi pendidikan KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dapat dilaksanakan oleh satuan pendidikan tertentu.
 KTSP berisi tujuan pendidikan, struktur, muatan kurikulum, kalender pendidikan dan silabus. Kurikulum tingkat satuan pendidikan perkembangan dengan prinsip-prinsip beragam dan terpadu yaitu sebagai berikut:
1)    Tanggap teradap  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni;
2)    Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
3)    Menyeluruh dan berkesinambungan;
4)    Belajar sepanjang hayat;
5)    Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah .
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/ tema tertentu yang mencakup standar kompenensi-kompetensi dasar, materi/ pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian akolasi waktu, dan sumber belajar. Prinsip pengembangan silabus mencakup sebagai berikut:
1)    Ilmiah; kkeseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat bertanggungjawabkan secara keilmuan
2)    Relevan; cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran , dalam urutan penyajian materi dalam silabus sesuai  dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3)     Sistematis; komponen-komponen silabus saling berhubung secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4)    Konsisten; adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pookok pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.
5)    Mamadai; cakup indicator, materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sunber belajar, dan system penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6)    Actual dan kontektual; cakupan indicator, materi pokok pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memerhatiankan perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi dan seni mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi;
7)    Fleksibel; keseluruhan silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8)    Meyeluruh; komponen silabus mencakup seluruh ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B.   Pengelolaan pembelajaran
Kemampuan dalam mengelola pembelajaran merupakan puncak dari kemampuan seorang pendidikan. Dalam pembelajaran guru hendaknya menciptakan hubungan sosio- emosional yang baik. Guru menyayagi dan mengayoni siswanya, siswa pun menghormati dan menatati guruya. Keduanya harus saling menghormati dan menghargai sehinggah pembelajaran dapat berlansung efektif dan menyenangkan. Pengelolaan pembelajaran  setidakya mengandung kegiatan yang berupa perencanaan, pelaksaaan, dan evvaluasi. Menurut Jamal Mal’ mur Asmani (2009 : 62-65), ada empat subkomponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang harus dikuasai guru. Subkomponen tersebut berupa upaya:
1.     Menyusun rencana pembelajaran;
2.     Melaksanakan pembelajaran;
3.     Menilai prestasi belajar peserta didik; dan
4.     Melaksanakan tindakan lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik.
Adapun indicator yang menunjukan penguasaan keempat subkomponen tersebut dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 6.5 subkomponen kompotensi pengelolaan pembelajaran
Subkompenen Kompetensi Pengelolaan Pembelaran
Kompetensi
Indicator
1.     Pengusun rencana penbelajaran
a.     Mendiskripsikan tujuan pembelajaran;
b.     Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan;
c.      Menorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kekompok;
d.     Mengalokasikan waktu;
e.      Mennentukan meode pembelaran yang sesuai;
f.       Merancang prosedur pembelajaran;
g.     Menentukan  media pembelajaran, peralatan pratikum, dan bahan yang akan digunakan
h.     Menentukan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, programkomputer, dan sejenisnya);
i.       Menetukan teknik penilaian yang sesuai.

2.     Melaksanakan pembelajaran
a.     Membuka pembelajaran dengan metode yang sesuai
b.     Menyajikan materi pelajaran secara sistematis;
c.      Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan;
d.     Mengatur kegiatan siswa di kelas;
e.      Mengunakan media pembelajaran, peralatan pratikum, dan bahan yang telah dditentukan
f.       Mengunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program, computer, dan sjenisnya);
g.     Memotiasi dengan berbagai cara yang positif;
h.     Melakukan interaksi dengan siswa mengunakan bahasa yang komunikatif;
i.       Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai
j.       Meyajikan materi pembelajaran secara sistematis;
k.     Melakukan intereksi dengan siswa mengunnakan bahasa yang komunikatif;
l.       Memberi pertanyaan dan umpan balik untuk mengetahui dan memperkuatkan penerima siswa dalam proses pembelajaran;
m.  Menyimpulkan pembelajaran;
n.     Mengunakan wakktu secara efektif  dan efisien
3.     Menilai prestasi belajar
a.     Menyusun soal/peranggkat penilai sesuai dengan indicator/kriteria unjuk kerja yang telah ditetukan;
b.     Melaksanakan penilaian;
c.      Memeriksa jawaban atau memberi skor tes hasil belajar berdasarkan indicator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan;
d.     Menilai hasil belajar berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan;
e.      Mengolah hasil penilai;
f.       Menganalisis hasil penilai (berdasarkan tingkat kesukaan, daya pembeda, viliditas, dan realibitas);
g.     Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya interprestasi kecederungan hasil penilaiann, tingkat percapaian siswa);
h.     Menyusu penilaian;
i.       Memperbaiki soal/perangkat penilaian.
4.     Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
a.     Mengidentifikasi kebutuhan tindakan lanjut hasil penilaian;
b.     Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian;
c.      Melaksanakan tindak lanjut;
d.     Mengevaluasi hasil penilaian;
e.      Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian

Pelaksanaan pembelajaran ayang sesuai dengan PP No. 74 tentang gugu tahun 2008 haruslah yang mendidik. Menndidik mempunyai dua sifat penting, yaitu memengaruhi dan mendewasakan. Guru dapat memengaruhi peserta didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Pertumuhan dan perkembangan yang diharapkan ialah dalam segala aspek, baik kognitif, maupun psikomotorik. Aspek kognitif dikembangkan untuk melatih kemaupuan berpikir abstrak dan mampu menyelesaikan permasalahan melalui proses berpikir. Aspek akfektif, dikembangkan agar peserta didik memiliki sikap ideal yang merupakan cermin kondisi  batin bermoral. Aspek psikomotorik dikembangkan untuk melatih ketrampilan fisik,sehinggah dapat memudahkan sesorang dalam melakukan aktivitas. Singkatnaya, mmendidik ialah menjadikan peserta didik menjadi manusia yang smart and good.
Selain memengaruhi, kegiatan mendidik juga harus mendewasakan, yaitu menjadikan peserta didik mendiri dan tidak bergantung pada orang lain atau lingkungannya. Peserta didik hanya belajar tentang fakta, konsep, prinsip, atau prosedur saja tetapi juga dibermotivasi akan arti penting belajar dan diberi pelajaran tetang cara belajar. Apabila peserta didik telah memahammi arti belajar, dalam kehidupannya dan telah memahami guru bagaimana cara belajar, maka tampak disuruh atau diberi tugas oleh guru peserta didik akan selalu belajar kapanpun dan dimana pun berada..
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah antara dua atau beberapa subjjek. Oleh karena itulah, pembelajaran harus bersifat dialogis. Pembelajaran harus berlangsung komunikasi aktif dua arah tidak seperti pembelajaran konservatif yang menjinakkan peserta didik yang semata-mata untuk mempertahankan status guo. Pembelajaran dialogis dilakukan secara fair tanpa campur tangan pihak tertentu yang memiliki kepentingan. Di sini peserta didik dapat menjdi tuan bagi pemikirannya sendiri. Pembelajaran ini membuka ruang pada peserta didik untuk berperan aktif dalam menuangkan ide atau pun gagasanya. Moment cura gagasan (brainstroming) dan sifat insklusif adalah dua hal utama dalam proses yang dialogis. Hubungan yang harus dibangun ialah hubungan saling menghormati dan menghargai antara guru dan peserta didik.
C.   Pemanfaatan pembelajaran
Teknologi pembelajaran berupaya untuk merancang mengembangakan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehinggah dapat memudahkan atau memfasilitas seseorang untuk belajar apa saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pembelajaran atau teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar. Kelima hal ini merupakan kawassan (domain) dari bidang teknologi pembelajaran.
Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinnergis (bambang Warsito, 2008: 20). Masing-masing domain itu mencakup beberapa kompenen atau kategori. Perhatikan table dibahwa ini.

Table 6.6 Domain Teknologi pembelajaran AECT
Domain Desain
Domain Pengembangan
Domain Pemanfaatan
Domain Pengelolaan
Domain Penilaian
1.     Desain system pembelajaran.
2.     Desain pesan.
3.     Strategi pengembangan.
4.     Karakteristik peserta didik.
1.     Teknologi cetak.
2.     Teknologi audiovisual.
3.     Teknologi berbasis kommputer.
4.     Teknologi multi media.
1.     Pemanfaatan media
2.     Divusi inovasi
3.     Implementasi dan institusionalisasi.
4.     Kebijakkan dan regulasi.
1.     Pengelolaan proyek.
2.     Pengelolaan sumber.
3.     Pengelolaan system pemyampaian.
4.     Pengelolaan informasi.
1.     Analisis masalah.
2.     Pengukuran beracuan patokan.
3.     Penilaian formatif.
4.     Penilaian sumatif

Peran teknologi pembelajara sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Menurut miarso (dalam Bambang Warsito, 2008: 58), teknologi pembelajar berperan dalam upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara sebagai berikut:
1.     Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem;
2.     Memecakan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan memerhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling berkaitan antaranya;
3.     Mengunnakan teknoligi sebagai proses dan produk untuk membantu memecakan masalah belajar;
4.     Timbulnya daya lipat atua efek sinergi dimana pengambungan pendekatan dan atau unsur-unsur mempunyai niai lebih dari sekedar.
Pemecahan masalah secara serempak menyeluruh akar mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan pemecahan secara terpisah.Oleh karena itu, teknologi pembelajaran harus di pelajari dalam di manfaatkan oleh guru. Terlebih pada zaman ilmu pengetahuan dan teknologi  tengah berkembangan dengan pesat, pendidikan dapat di akses dimanapun, kapanpun, oleh siapapun, dengan cara apapun, dan dengan sumber apapun. Pemanfaatan yang baik dan optimal akan mendukung program pendidikan yang menjadi komitmen bersama.
D.   PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK
Pengembangan peserta didik merupakan salah satu dari kopetensi pedagogis yang harus dimilikki guru. Pengembangan peserta didik merupakan kegiatan yang bertujuan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangankan dan menkspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat sesuai dengan konndisi sekolah. Di sini sangat dibbutuhkan peran guru dalam mengoptimalkan kegiatan ekstul agar berjalan efektif dan sesuai dngan minat dan bakat peserta didik. Guru uga perluh memfasilitaasi pengayaan bagi peserta didik yang telah menguasai kompetensi tertentu dan memfasilisasi kegiatan remedial bagi peserta didik yang hasil belajarkan di bawah standar kegiatan tersebut harus dibarengin dengan pelayanan bimbingan dan konselig agar peserta didik menemukan masalah dalam dirinya dalam mampu mencari solusi yang tepat.
1.     Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang secara tidak langsung dapat menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Sekolah dapat mengembangankan berbagai macam kegiatan untuk seperti mendidiknya sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ini banyak ragamnya, di antaranya paskibbrra, PKS, kerohanis, kesenian, panduan suara, dan lain-lain. Dalam kegiatan ini peserta didik dapat mengembankan bakat-bakat yang terpedam dan dapat melatih ketrempilan serta beraktualisasi diri. Oleh karena itu, peserta didik harus didorong untuk  aktif dalam kegiatan ekstra supaya mereka mengembangkan potensinya menjadi suatu keleihan.
Contoh kegiatan ekstrakulikuler yang dapat dijadikan kegiatan perkembangan diri peserta didik ialah pramuka. Pramuka merupakan Keorganisasi kepaduan untuk mendidik dan membina kaum mudah untuk mengembangkan mentel, moral, spiritual, emosional, intelektual, dan berbudi pekerti lunur yang:
a.     Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral;
b.     Tingkat kecerdasan dan mutu ketrampilannya;
c.      Kuat dan sehat jasmaninya.
Selain, itu generasi pramuka juga diharapkan menjadi warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembengunan bahasa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesame, hidup dan alam, lingkungan, lokal, maupun internasional.
dIndonesia sejarah, organisasi kepanduan memiliki nilai historis yang sangat penting. Organisasi kepanduan merupakan gagasan Mayor Jendral Baden Powell yang menyebar ke berbagai Negara termasuk Nether atau Belanda dengan nama pavinder dan padvinderij.Oleh orang Belanda gagasan tersebut dibawa ke Indonesia.
Pramuka sudah banyak berkembang di seluruh Indonesia tetapi masih perluh dikembangkan. Ia betugas menumbuhkan tunas bangsa agar mmenjadi generasi yang lebih baik, betanggung jawab mamppu membina dann mengisi kemerdekaan nasional, serta membangun dunia yang lebih baik. Namun kegiatan Pramuka yang terkesan stagnanmengakibatkan peserta didik meninggalkan kegiatan ekstra ini. Oleh karena itu, perluh ada inovasi gerakan Prmuka yang welcome terhadap perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi tetap mempertahan nilai keasliannya. Unit-unit kecakapan anggotanya perluh dimutakhirkan agar sesuai dengan zamannya sehinggah hasil belajar di organisasi ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Selain untuk mengembangkan bakat, kegiatan ekstra juga dapat membentuk kepribadian. Kegiatan ekstra memungkinkan peserta didik bergaul dengan banyak orang. Semakin banyak orang yang bergaul dengannya, akan semakin tinggi interaksi persoalannya. Secara matematis, kompleksitas hubungan interaksi personal dapat digambarkan sebagai berikut.
Jumlah orang
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah intraksi personal
1
3
6
10
15
21
28
36
45
55
66

Apabila ada 4 orang, jumlah interaksi personal yang dapat dilakukan oleh peserta didik berjumlah 6 interaksi personal. Apabila 10, dan apabila ada 10 orang, jumlah interaksi personal sebanyak 45. Hasil jumlah interaksi personal yang ada dalam tabel diatas dapat diketahui dengan rumus (Ngalim Purwanto, 1997:162):

                                      Keterangan:
                                      X = interaksi yang mungkin dilakukan
                                      y = jumlah banyaknya orang dalam suatu tempat
semakin tinggi jumlah interaksi persoalan, semakin besar fakta social dalam membentuk kepribadian peserta didik. Kegiatan akstra adalah aktivitas social yang sifanya mendidik dan sistematis.
Pengaruhnya akan sangat besar terhadap peserta didik. Segala nilai, pengetahuan, dan ketrampilan yang terkandung di dalannya akan turut membentuk kepribadian peserta didik.oleh karena itu, aktivitas kegiatan ekstra di sekolah harus selalu di pantau kualitasnya.
2.     Remedial dan pengayaan
Pembelajaran dilakukan secara klasikal tetapi sistem pembelajarannya haruslah mengunakan sistem pembelajaran tuntas (materi learning). Meskipun peserta didik melakukan pembelajaran bersama-sama tetapi hasilnya seringkali berbeda. Hal ini terlihat baik dalam proses maupun hasil penilaian belajar. Ada peserta didik yang cepat menerima materi ajar. Kedua jenis peserrtta didik tersebut tidak bisa di berlaku untuk menghargai perbedaan perserta didik secara individual.
Peserta didik yang tidak dapat mencapai kompetensi atau tidak menunjukan indicator yang telah ditetapkan perluh diberi remedial.’’ Apa itu, remedial? Bagaimana cara (Mimin Haryati, 2010:112) yang dapat ditempuh, yaitu sebagai berikut.
1.     Pemberian bimbingan secara khusus perseorangan bagi peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam percapaian indicator dari suatu kompetensi yang telah ditentukan. Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan, karena hal ini merupakan implikasi dari peranan guru sebagai fasilitator.
2.     Pemberian tugas atau perlakukan (treatment) cara khusus, dimana hal ini merupakan penyederhaan dari sistem pembelajaran regular.
Adapun bentuk penyederhanaan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut.
a.     Penyederhanaan isi atau materi ajar untuk setiap kompetensi dasar tertentu.
b.     Penyederhaan dalam penyejian materi atau bahan ajar, misalnya penggunaan grafik, ganabar, mdel, skema, rangkuman ateri, dan lain sebagainya.
c.      Penyederhanaan soal ujian yag di berikan.
Remedial merupakan pengulangan materi ajar karena peserta didik tidak mencapai batas minimum pencapaian. Remedial diberikan kepada peserta didik maksimal dua kali. Apabila setelah dua kali peserta didik tetap memperoleh nilai dibahwa standar minimum, penenganannya harus melibatkan orangtua atau wali peserta didik.
Bagi peserta didik yang telah mencapai kompetensi harus mendapatkan pelayannan berupa tambahan pengetahuan untuk menperluas dan pemperdalam kemampuannya. Penangagann seperti ini disebut pengayaan. Ada pun cara (Mimin Harihati, 2010: 112-113) yang dapat dilakukan kaitannya dengan program pengayaan adalah sebagi berikut.
1.     Pemberian materi tambahan atau berdiskusi tentang suatu hal yang berkaitan dengan materi ajar berikutnya, bersama sekelompoknya yang mengalami hal berupa, dengan tujuan memperluas wawasanya.
2.     Menganalisis tugas-tugas yang diberikan oleh guru sebagai materi ajar tambahan.
3.     Mengejarkan soal-soal latihan tambahan yang sifat pegayaan.

3.     Bimbigan dan konseling (BK)
Peserta didik tidak akan berkembang dengan baik apabila mereka berada dalam lingkungan yang crowded. Lingkungan yang crowded adalah limgkungan yang negatif, baik negatif secara material maupun immaterial. Lingkungan negative secara material dapat berupa kondisi jalanan yang macet, kota dan pasar yang semrawut, hawa panas, kondisi sekolah yang kotor, WC yang bau, ruang kelas berdebu, meja yang berantakan. Semetara itu, dangkan lingkungan negative secara immaterial dapat berupa suasana keluarga broken home, orang tua yang galak, tekanan ekonomi yang kian mencekik, guru yang killer, banyaknya berita-berita kriminal, pejebet yang korupsi, tawuran, free sex saling curiga, konklik, dan masih banyak lagi yang sering kita temui dilayar televise atau di Koran.
        Kondisi dan suasana seperti itu akan memberikan asupan negatif pada peserta didik. Akibatnya,tidak sedikit peserta didik yang putus sekolah, lambat dalam belajar,dan bahkan sampai ada yang bunuh diri.sangat tidak mudah bagi peserta didik (terutama anak-anak) untuk belajar dengan tenang di lingkungan seperti itu.oleh karena itu,bimbingan dan konseling merupakan salah satu alternatif yang digunakan sekolah untuk menolong peserta didik dalam upaya menemukan solusi dari persoalan hidupnya.
        Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk.hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan acapkali di lanjutkan dengan kegiatan konseling.Bimbingan atau guidance belarti memberi informasi, mengarahkan, atau menentukan ke suatu tujuan. Pelayanan bimbingan dapat di artikan sebagai proses pemberian bantuan secara berkesinambugan kepada individu agar yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, menggunakan kebebasannya secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik dan menyelesaikan tugas hidupnya secara memuaskan.
        Bimbingan bukanlah suatu bentuk kontrol terhadap orang lain dan
bimbingan juga bukan usaha untuk mengarahkan orang lain.
Bimbingan merupakan corak bantuan yang bersifat mendampingi selama
Diperlukan dan melepaskan diri bila orang yang dibantu mampu berjalan sendiri.
Konseling berasal dari kata counsel,yang memiliki makna berbeda apabila dirangkai dengan kata tertentu.To obtain counsel berani nasehat,to give counsel belarti anjuran dan to take counsel belarti pembicaraan.
konseling dapat di artikan sebagai serangkaian kegiatan tatap muka
seorang seorang konselor dengan seorang (klien) supaya ia dapat lebih baik
 memahami dirinya berkaitan dengan masalah hidup yang di hadapi pada waktu itu dan yang akan datang.
          Tujuan konseling adalah mengembangkan perilaku yang memuaskan bagi diri sendiri dan lingkungan.selain itu,diharapkan peserta didik dapat mengatur kehidupannya sendiri secara betanggung jawab.
Bimbingan merupakan salah satu dari bagian pendidikan yang amanat penting
Dalam upaya memberikan bantuan (pemecahan masalah) dan motivasi agar peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang di harapkan.Layanan  bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah sangat di perlukan.Adapun alasannya sebagai berikut.
a.                 Menjadi manusia dewasa akan menemui banyak kesulitan,tantangan,dan kesukaran,bahkan masalah-masalah.
b.                 Lingkungan yang crowded menimbulkan kesumpekan hidup.
c.                  Dengan adanya kemajuan teknologi dibutuhkan tenaga kerja yang terampil dan bervariasi dan rela menyesuaikan irama hidupnya sehari-hari.
d.                 Adanya kesan kebahagiaan hidup hanya terdapat dalam kemakmuran material sehingga menimbulkan ketegangan batin.
e.                  Semakin banyak di temukan rahasia hidup sehingga timbul konflik batin antara keyakinan tradisional dan penemuan yang baru.
f.                   Diferensiasi dalam dunia pendidikan.adanya diferensiasi program-program pendidikan menimbulkan kesulitan memilih program-program pendidikan kesulitan memilih program pendidikan yang sesuai dengan dirinya.
Sudah seharusnya setiap sekolah menyediakan layanan bimbingan dan konseling.Layana ini juga harus dilakukan oleh orang yang professional.ia harus memiliki latar belakang pendidikan formal bimbingan dan konseling. Tugas BK tidak bisa di ambil alih oleh sembarang orang. Adapun masah-masalah peserta didik yang perlu di layani ialah masalah belajar,masalah keluarga,pengisian waktu ruang,pergaulan teman sebaya,dan pergulatan dalam diri sendiri.

E.    Standar kompetensi pedagogis Guru
Dalam Pendidikan Nomor 16 Tahun 2007 telah ditetap standar kompetensi pedagogis guru.standar kompetensi pedagogis guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam menyelenggarakan pembelajaran.standar kompetensi pedagogis guru mencakup kopetensi inti guru yang di kembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA,guru kelas SD/MI,dan guru mata pelajaran pada SD/MI,MTs,SMA/MA,dan SMK/MAK sebagai berikut.
Tabel 6,7 standar kompetensi Guru TK / PAUD
No
KOMPETENSI INTI GURU
KOMPETENSI GURU TK/PAUD

1

Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral,sosial,kultural,
Emosional,dan intelektual.
1.1  Memahami karakteristik peserta didik usia TK/Paud
Yang berkaitan dengan aspek fisik,intektual,sosial-emosional,moral,dan latar belakang sosial-budaya.


1.2  Mengidenfikasi potensi peserta didik usia TK/Paud dalam berbagai bidang pengembangan.


1.3  Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia TK/Paud dalam berbagai bidang pengembangan


1.4  Mengidentifikasikan kesulitan peserta didik usia TK/Paud dalam berbagai bidang pengembangan.

2
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajar yang mendidik
2.1  Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang
Pengembangan di TK/Paud.



2.2  Menerapkan berbagai pendekatan,strategi,
Metode,dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistik,otentik,dan bermakna,yang
Terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/Paud.

3
Mengembangkan kurikulum yang    terkait dengan bidang pengembangan yang di ampu.
3.1  Memahami prinsip-prinsip pengembangan     kulikurum,menentukan tujuan kegiatan pengembangan
3.2  Yang mendidik.


3.3  Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan.
3.4  Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik,yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan.
3.5  Menyusun perencanaan semester,mingguan,dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan
Di TK/Paud.
3.6  Mengembangkan indicator dan instrumen penilaian

4.
Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
4.1 Mengembangkan prinsip-prinsip perancangan
Kegiatan pengembangan yang mendidik dan  menyenangkan.



























4.2  Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenankan.
4.3  Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik yang lengkap,baik untuk kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas.
4.4  Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistic,otentik dan bermakna.
4.5  Menciptakan suasana bermain yang meyenangkan,inklusif,
Dan demokratis.
4.6  Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar.
4.7   Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan pengembangan di TK/Paud.
4.8  Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan pengembangan di TK/Paud sesuai dengan situasi yang berkembang.

5.

Memanfaatkan teknologi infomasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.

6.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisikan berbagai potensi yang di miliki.
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar  untuk mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kreativitasnya.

7
Berkomunikasi secara efektif,empatik,
dan santun dengan peserta didik.
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,empatik,dan santun,baik secara lisan maupun tulisan




7.2 Berkomunikasi secara efektif,empatik,dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pemelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk meresponss,(c) responss peserta didik,dan seterusnya.


8.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1 Memahami prinsip-prinsip dan evaluasi proses dan hasil belajar yang penting untuk di nilai dan di evaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.



 8.2  Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar penting untuk di nilai dan evaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.3  Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.4   Mengembangkan instrument penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.5  mengapministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen.
8.6  Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.

8.7  Melakukan ealuasi proses dan hasil belajar.

9.
Memaafkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran
9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.
  9.2   Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancan program remedial dan pengayaan.


9.3 Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkat kualitas pembelajaran.
10.
Melakukan tindakan reflektif untunk kepentingan kualitas pembelajaran.
10.1 Melakukan reflektif terhadap pembelaran yang telah di laksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI

                       Tabel 6.8 standar kompetensi Guru SD/MI
No
KOMPETENSI INTI GURU
KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
1.
Mengguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral,sosial,                 kultural,emosional,dan intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik,intelektual,sosial-emosional,moral,spiritual,dan latar belakang sosial budaya.
1.2  Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.
1.3  Mengidentifikasikan kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.
1.4  Mengidentifikasikan kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI.
2
Menguasai teori pelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2.1  Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.


2.2 Menerapkan berbagai pendekatan,strategi,metode,dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
2.3 Merepkan pendekatan pembelajaran tematis,khususnya di kelas-kelas awal SD/MI.
3
Mengembangkan kurikulum yang terkait  dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang di ampu.
3.1  Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2  Mentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
3.3  Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
3.4  Memilih materi lima pelajaran SD/MI.Ynag terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5   Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan karakteristik perserta didik usia SD/MI.
3.6  Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang  mendidik.








4.2 mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap,baik untuk kegiatan didalam kelas,laboratorium,maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,dilaboratorium,dan di lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6      Mengambil keputusan transaksion dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang.
5
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi  untuk kepentingan pembelajaran.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

6.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensikan yangi di miliki.
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal.


6.2  Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik,termasuk kreativitasinya.
7.
Berkomunikasi secara efektif,empatik,dan   santuan dengan peserta didik.
7.1     Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,empatik,dan santuan,baik secara lisan,maupun tulisan.
7.2     Berkomunikasi secara efektif,empatik,santun dengan peserta didik dengan rasadengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a)penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk meresponss, (c) responss peserta didik,(d) reaksi guru terhadap responss peserta didik,dan seterusnya.
8.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1 Memahami prinsip-prinsip dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.


8.2   Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk di nilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.


8.3  Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.


8.4  Mengembangkan instrukmen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.


8.5  Mengadmistrakan  penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument.



8.6  Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan .


8.7  Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

9.
Memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi untuk kepentingan pemelajaran
9.1  Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.

.
9.2  Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.


9.3  Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.


9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pemelajaran.
10
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
10.1 Melakukan refleksi terhadap pemelajaran yang telah di laksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan    pengembangan lima mata pelajaran SD/MI.


10.3   Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.

         Tabel 6.9 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI,SMK/MTs,SMA/MA,dan SMK /MAK
No
KOMPETENSI  INTI GURU
KOMPETENSI  GURU MATA PELAJARAN
1.
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,spiritual,sosial,kultural, Emosional,dan intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspekfisik,intelektual,sosial emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial –budaya


1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata  pelajaran yang di ampu.


1.3 Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.


1.4 Mengidentifikasikan kesulitan belejar peserta didik dalam mata pelajaran yang di ampu.
2
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2,1 Memahami berbagai teori belajjar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang di ampu.


2.3  Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,motede,dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreaktif dalam mata pelajaran yang di ampu.
3
Mengemangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang di ampu.
3.1  Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
3.2   Menentukan tujuan pembelajaran yang di ampu.


3.3  Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di ampu.


3.4  Memilih materi pembelajaran yang di ampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.


3.5  Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang di pilih dan karakteristik peserta didik.

4.

Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
3.6  Mengemangkan indikator dan instrukmen penilaian.
4.1   Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.


4.2   Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.


4.3  Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap,baik untuk kegiatan di dalam kelas,laboratorium,maupun lapangan.


4.4   Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas,dilaboratorium,dan dilapangan dengan memerhatikan standar keamanan yang di persyaratkan.


4.5  Menggunakan media pembelajaran dan sumber yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang di ampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.


4.6  Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang di ampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
5
Memanfaatkan teknologi informasi  dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang di ampu.
6
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
1.1  Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai pretasi secara optimal.
1.2   Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik,termasuk kreativitasnya.

7

Berkomunikasi secara efektif,empatik,dan santun dengan peserta didik.

7.1 Memahami berbagai trategi berkomunikasi yang efektif,empatik,dansantun,secaralisan,tulisan,dan/atau bentuk lain.



7.2  Berkomunikasi secara efektif,empatik,dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari:(a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh ;(b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian ;(c) responss peserta didik terhadap ajakan guru;(d) reaksi guru terhadap responss peserta didik.
8.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.1  Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik  mata pelajaran yang di ampu.



8.2   Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai,dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.



8.3  Menentukan prosedur penilaian dengan dan evaluasi proses dan hasil belajar.


8.4 Mengembangkan instrukmen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.


8.5  Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument





8.6  Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.7  Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

9.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
9.1  Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar.


9.2   Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.


9.3 Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan.



9.4  Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah di laksanakan.
10.2  Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang di ampu.


10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.






















 



0 komentar:

Posting Komentar