Hot!

KISAH WAKTU KECIL DENGAN TEMAN SEJATI


Dok. By: dote (15) Dote


KISAH WAKTU KECIL DENGAN TEMAN SEJATI


Teman bermain bola buatan kulit pisang yang sudah kering di lindungi oleh rumput-rumput sekitarnya, masih sunyi. Cahaya matahari yang teduhkan oleh daun dan rumput itu, masih ada diatas lapangan karena itu baru pukul tengah lima petang hari.

Setiap petang berkumpullah beberapa orang solok yang kampong kecil onouw itu, ternama’ ke tempat buat bermain bola kulit pisang. Tua-mudah, gadis dan nyonya, kampong kecil itu dan dusun timur papua, sekaliannya bercampur gaullah di sana, buat memuaskan hati, melakukan permainan itu yang makin digemari orang di segenap kampung kecil itu.

Seorang pun belum ada di tempat permainan bola kulit pisang, karena kedua sahabat sejati, yang duduk berlindung dibahwa rumput-rumput yang rimbung menghadapi lapangan permainan itu, belum boleh dikatakan hendak bermain, sebab meskipun mereka masing-masing memakai pakaian baju bola itu, sedangkan kedua teman sejati dari waktu kecil hingga pada saat ini.

Sedangkan teman sejati itu, duduk didalam kebun disisi ebuah rumah di ssebelah tempat bermain bola buat dari kulit pisang. Segala sesuatu menunjukan, bahwa mereka dua berkali-kali belumlah bermaksud hendak bermain.
Ya, Jhon” kata yang seorang, yaitu seorang gadis kampong itu yang amat cantik perasaanya. Sambil berkata-kata dituangkanyalah air teh kedalam kedua cankir yang sersedia. Disendokkanya gula, dikacau-kacaukannya. ”Apakah perasakaan orang, bila setiap hari aku dating terdahulu ke tempat bermain ini, sedang datangku itu pun senantiasa ke rumah dahulu.

Segala seorang harus menerima baik apa yang hendak dilakukan oleh sesame manusia atas dirinya sendiri, yang dinamai Sezthsila gadis tadi asal perbuatan itu, tidak menganggu atau merugikan kepada sesame manusia. Bila di dalam segala buatan, kita harus bertanya lebih dahulu kepada orang lain, apakah atastimbangan atas perbuatan itu, meskipun perbuatan itu tidak menganggu kesenangannya, nasehat akan buat gadis tadi itu menjadi berat kehidupan manusia selalu berupa polah pikirannya.

Itu benar, Jhon tapi pada segala pekerjaan ada batasnya. Maka adalah perkerjaan atau perbuatan yang luar biasa, yang tiada galib dilakukan orang, sedang pekearjaan yang di snagka tidak menganggu kesenangan orang lain itupun boleh jadi akan melanggar peri kesopanan.” Kesopanan? Apakah perbuatan kita, duduk berhadapan antara satu meter jaraknya, dibatasi oleh lapangan itu ditempat terang dan pada waktu yang lazim dipergunakan orang buat berkunjungi-kunjungi, boleh dikatakan melanggar peri kesopanan?.

0 komentar:

Posting Komentar