Dok Ncd Mtk Dgm |
PUISI PAPA DAN IBU
SURAT TERBUKA UNTUK PAPA-MAMA INILAH KETULUSAN YANG
SESUNGGUHNYA!
Hari ini izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya secara
pribadi kepada Anda. Nama saya (NCD) Natan coretan Dgm. Mudah untuk diingat,
bukan? Saya berpikir saya sudah sangat cukup umur untuk berhadapan dengan Anda.
Sudah jauh-jauh hari saya ingin menjumpai Anda. Namun keadaan belum berpihak
kepada kita untuk saling bertatap kata. Wahai, izinkan saya untuk berbicara
panjang lebar dihadapan Anda. Berbicara blak-blakan, apa adanya. Saya hadir
disini karena satu alasan, hanya untuk Anda. Minta izin untuk tinggal bersama
diatas perjanjian berlandaskan agama.
Wahai izinkan saya
Saya memang bukan siapa-siapa. Hanya seorang miskin yang
baru bisa memenuhi hajat perut dua kali sehari. Hanya seorang lajang yang
sering langganan bola volly. Dan kehidupannya sering bertukar antara siang dan
malam. Saya juga belum punya apa-apa yang patut Anda banggakan. Dan sah-sah
saja apabila kemudian ada pertanyaan yang akan Anda ajukan.
Wahai izinka saya
Sedikit tentang latar belakang keluarga, saya bukan
keturunan miskin. Bukan juga berdarah konglomerat yang memiliki banyak tidak
punya kerja. Apalagi keturunan miskinan yang sering ataupun sedan. Saya hanya
orang biasa dari kalangan biasa. Keluarga saya hanya seorang petani yang
kesehariannya menanam ubi jalar dan
singkon. Sedikit mempunyai penghasilan dari hasil sayur kol. Tentunya
Anda bisa membayangkan bagaimana kehidupan kami yang serba pas-pasan.
Wahai yang saya kagumi.
Berbicara tentang pendidikan, saya sedikit berbangga hati.
Pendidikan menjadi prioritas keluarga walaupun dengan biaya yang pas-pasan.
Tentunya dengan banyak halangan dan rintangan. Saya yakin Anda sudah sangat
paham dengan keadaan yang saya perjuangkan.
Wahai yang bijak.
Saya hadir dengan satu alasan yaitu ingin melamar anak Anda
yang lucu . Saya sangat menghargai dan menghormati ia sebagai saya diri
sendirinya. Saya tidak mau mencederai anugerah yang Tuhan berikan. Karena
alasan itulah saya beranikan hati untuk berbicara dengan Anda. Selayaknya saya
tidak baik berbicara begini, namun hati saya selalu berontak untuk berkata
jujur apa adanya. Saya rasa itu tidak salah, bukan? Sedikit cerita tentang awal
perjumpaan dengan saya dan Anda. Ketika
itu di suatu cara saya saling berkenalan. Saya tidak mungkin memendam perasaan
sampai akhir kehidupan. Menurut saya, Anda lah yang menjadi jalan sebagai obat
penenang.
Wahai yang saya muliakan.
Saya memang belum berkecukupan selayaknya orang-orang diluar
sana. Saya belum punya banyak penghasilan. Belum punya banyak pendapatan untuk
mengarungi samudera yang sewaktu-waktu karam ditengah jalan. Pun begitu,
yakinilah wahai yang saya muliakan. Yakinilah, saya akan menjaga amanah ini
dengan sebaik mungkin. Karena saya percaya, Anda adalah seorang yang sudah
sangat mengenali arah bintang kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar