Hot!

CERPEN KARANGAN KEBAHAGIAN ITU UNTUKKU




 CERPEN KARANGAN KEBAHAGIAN ITU UNTUKKU

Malam ini ku merenungi malam yang sunyi, kutatap bintang di langit dengan cahaya rembulan yang selalu membuat hati ini tenang sambil ku berbisik, Apakah bintang-bintang selalu bahagia?
Semakin lama, air mataku mengalir membasahi pipiku, aku selalu ingin bertanya kepada tuhan apakah aku tidak berhak bahagia? Hingga aku tersadar bahwa ayahku pulang bekerja. Aku pun segera masuk rumah dan membukakan pintu untuk ayahku. Arlinda itulah namaku aku biasa dipanggil Arlin, usiaku 14 tahun ini. Arlin, Apa mamamu sudah pulang?” Tanya ayah. Belum yah.” ucapku. Ayah pun pergi ke kamar sambil menutup pintu dengan suara yang keras.
 Keluargaku memang tidaklah harmonis, ayahku selalu pergi entah itu bekerja ataupun tidak betah di rumah, Sedangkan ibuku tidak pernah menjadi istri dan ibu yang baik untuk aku dan ayahku. Setiap hari ibu selalu pergi dengan teman-temannya.
Keluargaku memanglah tergolong kaya namun tak pernah ada keharmonisan dan kasih sayang di keluarga ini.
Malam ini ibuku pulang jam 00.00 ia pulang diantar seirang laki-laki, Mungkin ibu kira ayah belum pulang jadi dia berani diantar seorang laki-laki.Ayah yang melihat hal itu langsung marah-marah dan bertengar dengan ibu, aku hanya bisa menangis melihat kedua orangtuaku saling memukul satu sama lain.
Pagi harinya aku berangkat sekolah tanpa pamit dengan ayah dan ibu. Aku berencana mungkin 3 hari kedepan aku akan menginap di rumah temanku karena aku marah kepada ayah dan ibuku. Aku akan menginap di rumah Tyas, ia bukanlah anak orang kaya dia masuk di sekolah favorit pun karena dia mendapatkan beasiswa.
“Tyas, boleh nggak selama 3 hari kedepan aku nginep di rumah kamu?” tanyaku padanya
“Boleh dong” jawab tyas? Makasih” ucapku lagi. Tapi maaf ya rumah aku enggak sebesar rumah kamu” kata Tyas, iya enggak papa kok.” Jawabku. Sesampainya di rumah Tyas aku lihat rumahnya sangat sederhana bahkan jauh dari kata mewah namun ayah dan ibunya begitu perhatian padanya, Bahkan sesibuk sibuknya ayahnya Tyas, ia selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul bersama dengan keluarganya. Walaupun hidup Tyas sangat sederhana namun dia mempunyai kasih sayang dari orangtuanya yang tidak pernah bisa tergantikan oleh apapun, Aku iri kepadanya, kapan tuhan aku memiliki orangtua seperti mereka (orangtua Tyas) renungku pada diriku ini.
3 hari telah berlalu akupun pulang ke rumah, ketika aku pulang kulihat di sana ada banyak orang. Karena hari ini hari ulang tahunku, aku mengira ayah ibuku memberikan surprise kepadaku karena kemarin mereka telah membuatku kecewa. Namun kenyataannya tidak seperti itu, kulihat ayah berada di lantai ditutupi kain putih melihat itu aku langsung menangis dan aku tak sadarkan diri.


0 komentar:

Posting Komentar