Dok. By: Dote (15) Dote |
GURU PEMBIMBING MEMILIKI PERANAN SEBAGAI MOTIVATOR
DAN FASILITATOR
Tingkat motivasi
belajar peserta didik tidak sama antara satu orang dengan orang lain. Seorang
guru pembimbing harus bias mengupayakan agar siswa termotivasi untuk belajar.
Sungai Kakap masih
rendah, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan
bimbingan dan konseling untuk kekuatan-kekuatan atau tenaga yang dapat
memberikan dorongan kepada kegiatan belajar anak. Guru pembimbing memiliki
peranan sebagai motivator dan fasilitator dalam rangka meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam proses belajar mengajar dengan memberikan layanan bimbingan
konseling khususnya melalui layanan bimbingan kelompok.
Metode problem solving
(pemecahan masalah) merupakan suatu metode yang dapat digunakan oleh guru
pembimbing dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok agar siswa mampu
berinteraksi, memecahkan permasalahan secara sistematis. Melalui layanan
bimbingan kelompok dengan penggunaan metode problem solving, peserta didik
dapat diajak untuk bersama-sama mengemukakan pendapat yang berkenaan dengan
sesuatu hal dan membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai
sikap, tindakan meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dengan metode problem solving (pemecahan.
Ini bertujuan
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui layanan bimbingan kelompok
menggunakan metode problem solving, secara khusus tujuan penelitian ini adalah
(1) mengetahui kondisi objektif motivasi belajar peserta didik sebelum di
berikan layanan bimbingan metode problem solving dalam layanan bimbingan
kelompok untuk meningkatkankan motivasi belajar peserta belajar peserta didik
setelah di berikan layanan bimbingan kelompok menggunakan kelompok, serta dapat
mengembangkan akan tetapi melalui observasi dan pengisian langkah-langkah
mengenai permasalahan yang dibahas dalam kelompok. Menengah Pertama Negeri 2
Sungai Kakap, karakteristik siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan
dipilih sebagai anggota menunjukkan motivasi belajar yang rendah, dalam layanan
bimbingan kelompok.
Indikasi rendahnya
motivasi belajar siswa terlihat dalam kegiatan belajar mengajar. Objek
penelitian adalah kegiatan layanan bimbingan kelompok menggunakan sehari-hari
dan pada saat peneliti melakukan motivasi belajar siswa. Kedudukan peneliti
dalam penelitian ini adalah sebagai saat menjelaskan materi pelajaran, bahkan
pelaksana tindakan bimbingan dan konseling sekaligus sebagai pemimpin dalam
mengantuk didalam kelas, bimbingan kelompok menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Data Awal mengenai kondisi objektif mengenai
pelaksanaan layanan bimbingan ketika guru mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kondisi
objektif awal mengenai motivasi bahwa rerata skor motivasi belajar siswa
belajar siswa dilakukan melalui pelaksanaan siklus dianalisis melalui teknik
statistik dan di deskripsikan secara naratif. Pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok dilaksanakan dalam siklus rerata skor motivasi belajar siswa hasil
pengukuran tindak lanjut (follow up) adalah tindakan yang terdiri dari empat
tahap, peningkatan rerata skor motivasi belajar bimbingan kelompok menggunakan
metode Peningkatan Motivasi Belajar siswa Sedang topik-topik penting,
mengembangkan nilai-nilai sikap, tindakan yang nyata untuk mencapai hal-hal
yang di inginkan sebagai Sedang. Berdasarkan tingkat klasifikasib kategori
motivasi belajar siswa sebagaimana keberhasilannya.
0 komentar:
Posting Komentar