Dok. By: Dote (15) Dote |
Dia Mati Untukmu
Setelah
sebuah pujian dinaikkan seperti biasanya pada kebaktian minggu sore, gembala
gereja itu berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memperkenalkan seseorang yang
akan bercerita kepada jemaat tentang masa kecilnya. Lalu seseorang yang agak
tua berdiri dan berjalan ke mimbar. Ia memulai dengan berkata, “Seorang ayah,
anaknya dan teman anak itu berlayar di lautan pasifik,” lanjutnya, Saat badai
yang besar menghantam dan ombak begitu tinggi, sang ayah tidak dapat menahan
kapalnya dari badai besar itu, walaupun ia adalah seorang pelaut yang handal.
Ketiganya terhempas ke lautan bebas.”
Orang
tua itu terdiam sejenak, sambil membuat kontak mata dengan dua orang pemuda
yang sejak awal tampak tertarik dengan ceritanya. Dia pun melanjutkan, “Sang ayah
berusaha menggapai pelampung, namun ia harus membuat keputusan yang tersulit
dalam hidupnya. Kepada siapa ia harus melemparkan satu-satunya pelampung itu.
Anaknya atau teman anaknya. Dia hanya punya beberapa detik saja untuk
memutuskan.”
“Ayah
itu tahu kalau anaknya adalah seorang percaya, namun teman anaknya bukanlah
seorang Kristen. Kegalauan gejolak hatinya untuk mengambil keputusan tidak
sebanding dengan gejolak ombak yang begitu besarnya saat itu. Dan ketika sang
ayah berteriak, “Aku mengasihimu, anakku!”. Dia pun melemparkan pelampung itu
ke arah teman anaknya. Pada saat itu dia menarik pelampung dan teman anaknya ke
atas perahu, anaknya telah hilang dan lenyap ditelan ombak dalam gelapnya
malam. Dan tubuh anaknya tidak pernah ditemukan.”
“Si
ayah mengetahui kalau anaknya akan masuk ke dalam kekekalan bersama Yesus dan
ia tidak dapat membayangkan teman anaknya itu masuk ke dalam kekekalan tanpa
Yesus. Karena itu, dia mengorbankan anaknya. Oh, betapa luar biasanya kasih
Tuhan karena Ia juga melakukan hal yang sama untuk kita!”
Beberapa
menit setelah kebaktian usai, dua anak muda itu menghampiri orang tua
itu. “Itu merupakan cerita yang sungguh luar biasa, “Kata salah satu anak
itu, “Tetapi kupikir, sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah untuk menyerahkan
hidup anaknya dengan harapan bahwa anak yang satunya akan menjadi seorang
Kristen. “Orang tua itu menatap Alkitabnya, lalu menjawab dengan senyuman
di wajahnya, “Hal itu memang sungguh tidak masuk akal bukan? Tapi saya ada
disini hari ini untuk memberitahukan bahwa kenyataannya cerita itu memberi saya
sebuah gambaran mengenai Allah Bapa yang telah memberikan anakNya untukku.
Kalian tahu, anak-anak, aku adalah teman dari anaknya itu.”
Camkan
hal ini, kamu bisa hidup, karena ada seseorang yang sudah mati buatmu 2000
tahun yang lalu.. Dia adalah Yesus Kristus.. Kebebasanmu itu berharga
mahal..
KasihNYA tidak akan terbayar oleh apapun, satu hal yang bisa kita lakukan untukNYA adalah Menyerahkan hidup kita seutuhnya bagi kemuliaan namaNYA, dan mencintai Tuhan sepenuh hati kita.. Tuhan Yesus Mencintaimu..
KasihNYA tidak akan terbayar oleh apapun, satu hal yang bisa kita lakukan untukNYA adalah Menyerahkan hidup kita seutuhnya bagi kemuliaan namaNYA, dan mencintai Tuhan sepenuh hati kita.. Tuhan Yesus Mencintaimu..
0 komentar:
Posting Komentar