Dok. By: Dote (15) Dote |
Ideologisasi
Perjuangan Papua (1)
Perjuangan bangsa Papua memasuki era yang lebih maju
dengan munculnya kesadaran ideologisasi perjuangan pembebasan nasional West
Papua. Ada semacam transformasi gerakan reaksioner menuju gerakan yang sadar
dan ideologis. Ini adalah dinamika proses yang tentu membuka peluang konflik
ideologi diantara para pejuang (penggagas maupun pengikut) yang sedang mencari
bentuk ideologi bangsa Papua. Proses ini semakin lebih berpeluang memunculkan
konflik internal yang terbuka ketika ideologi seakan-akan dipakai hanya sebagai
tameng untuk memperebutkan kekuatan dan kekuasaan politik faksi. Kemudian
seakan-akan ini menjadi “perang ideologi” dalam internal perjuangan bangsa
Papua, yang berimplikasi pada perpecahan yang tidak seharusnya terjadi. Lantas,
bagaimana kita menyikapinya
a.
Melihatnya Sebagai Kemajuan
Para penggagas dan pengikutnya harus paham dan sadar
bahwa membicarakan ideologi adalah hal yang maju dalam perjuangan. Karena itu
tidak perlu saling menyerang dengan cara-cara yang tidak etis, yang justru
menyulut pada konflik perpecahan internal yang tidak semestinya terjadi. Sebab,
apa pun gagasan ide tentang masa depan bangsa Papua harus dilihat sebagai
kekayaan dalam menyusun dan merumuskan format bangsa-negara (nation-state) Papua.
Ideologi dilahirkan melalui proses uji.
Pertentangan-pertentangan ide mesti terjadi sebagai proses pembentukan
ideologi. Ia tidak boleh dipandang negatif. Karena itu, tidak perlu membangun
permusuhan antar orang Papua yang berlawanan ideologi. Sebab tujuannya selalu
untuk yang terbaik bagi bangsa Papua ke depan.
b. Belajar,
Paham, Yakin dan Laksanakan
Ideologi adalah suatu kumpulan gagasan, ide-ide
dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan
arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan
negara. Karena itu, pejuang harus mempelajari, mengerti, menghayati, meyakini
dan mengabdi pada ideologi. Agar ini terjadi, dalam menggagas ideologi, ia
mesti menghilangkan penyakit-penyakit subjektif dan mengedepankan kepentingan
negara-bangsa Papua. Ingat bahwa keterlibatan saja tidak cukup. Jangan anda
menjadi pejuang ikut-ikutan. Pejuang yang hanya patron pada ikatan sejarah,
kelompok suku dan agama tertentu.
Di lain sisi,
ada pejuang yang sekedar mendasari ideologi tertentu hanya sebagai simbol
merebut kekuasaan politik. Pejuang seperti ini akan selalu bertindak brutal,
egois, dan penuh ambisi. Agar tidak
seperti itu, maka seorang pejuang harus: 1) Belajar teori dan praktek dari
ideologi. Belajar adalah cara mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Pejuang
harus mempelajari teori-teori yang berkaitkan dengan ideologi dan perjungan
dari sumber mana pun (entah dari literatur di dunia luar maupun dari dalam
Papua). Ingat bahwa teori adalah hasil dari praktek yang diteliti, diuji,
direfleksi dan dikonsepkan terus menerus. Atau Gagasan atau konsep lahir dari
interaksi subjek terhadap objek melalui panca indera yang terverifikasi dengan
akal rasional, itulah yang menjadi pengetahuan. Pengetahuan ini yang dibutuhkan
dalam menyusun struktur berpikir seorang pejuang.
Mempelajari teori ideologi sangat penting karena
rakyat yang hendak dimerdekakan sudah termakan oleh teori-teori kolonial. Ingat
bahwa penguasa mempertahankan kekuasaanya tidak hanya dengan senjata dan
kekerasan, tetapi dengan ideologi yakni; nilai-nilai, moralitas, gagasan, dan
filsafat. Mereka berkuasa tidak hanya dengan polisi dan tentara saja, tetapi
juga dengan pendeta-pendeta, haji-haji, guru dan akademisi-akademisi,
wartawan-wartawan, birokrat-birokrat, politisi-politisi, dan
pengusaha-pengusaha yang ditempatkan dalam kehidupan rakyat Papua, yang
mempengaruhi dengan pengetahuan-pengetahuan kolonial dan kapitalis.
Ideologi adalah pengetahuan tentang ide-ide. Sehinga
dalam konteks mempelajari ideologi, pejuang tidak mesti anti-teori pada
ideologi-ideologi dunia. Ia harus mempelajari secara mendalam setiap ideologi,
baik sejarah, konsep dan prakteknya. Tidak setengah-setengah. Ia harus
benar-benar membaca, melihat atau mendengar dari segala sumber.
2) Memahami dengan benar. Setelah anda belajar dari
berbagai sumber, dengan muda seseorang harus memahami atau mengerti dengan
benar konsep dan praktek dari para penggagas. Ia tidak akan pragmatis dan
terkurung dalam satu kebenaran tertentu. Pemahaman (comprehension) terhadap
ideologi-ideologi secara tuntas akan membuat pejuang memperhatikan
hubungan-hubungan antara satu konsep ideologi dengan kosep-konsep lainnya.
Sebab, konsepsi pemikiran selalu berasal dari dan berhubungan dengan
konsep-konsep lain. Ia akan membandingkan, dan mengkontruksi pemikiran yang
baru dengan menilai kelemahan dan kelebihan dari gagasan-gagasan tersebut, lalu
menyimpulkan dan menggeneralisirnya.
0 komentar:
Posting Komentar